Krisis Pelayanan Kesehatan di Sibolga: Pasien Terhambat Rujukan Karena Dokter Cuti
Sibolga, 1 Oktober 2024 — Kasus yang dialami Bintang Manalu, pasien bocor ginjal yang terjebak dalam sistem pelayanan kesehatan yang tidak responsif, mencerminkan krisis serius yang sedang melanda Rumah Sakit Metta Medika Sibolga. Ketidakmampuan rumah sakit untuk mengeluarkan surat rujukan hanya karena dokter yang menangani sedang cuti menunjukkan adanya kekurangan sistemik dalam manajemen pelayanan kesehatan.
Ketidaktersediaan dokter pengganti dalam situasi kritis ini bukan hanya mengecewakan, tetapi juga berpotensi membahayakan nyawa pasien. Chris Andries, perwakilan JPKP Sibolga, menyoroti situasi ini sebagai indikasi lemahnya manajemen rumah sakit dalam mengantisipasi kebutuhan mendesak. Kritikan yang disampaikan oleh Ketua Wilayah JPKP Sumut, Rudy Chairuriza Tanjung, semakin menegaskan betapa pentingnya kesiapan rumah sakit dalam menyediakan layanan yang optimal, terutama di tengah kondisi kesehatan yang memburuk.
Situasi ini memperlihatkan bahwa pelayanan kesehatan tidak boleh hanya mengandalkan kehadiran individu tertentu, melainkan harus didukung oleh sistem yang kokoh dan mampu memberikan layanan berkelanjutan. Ketiadaan dokter pengganti menunjukkan bahwa rumah sakit perlu mengevaluasi kebijakan internal mereka, termasuk pengaturan cuti dan distribusi tenaga medis. Keselamatan pasien harus menjadi prioritas utama, dan semua pihak harus memastikan bahwa administrasi tidak menghalangi akses terhadap perawatan yang dibutuhkan.
Lebih jauh, pemerintah dan otoritas kesehatan harus mendorong penerapan regulasi yang lebih ketat dan prosedur yang jelas untuk memastikan setiap rumah sakit dapat beroperasi dengan baik, bahkan dalam keadaan darurat. Tanpa langkah konkret, kita berisiko mengabaikan hak pasien untuk mendapatkan perawatan yang layak dan cepat, yang seharusnya menjadi fondasi dari sistem kesehatan yang adil dan efektif.
0Komentar